Pengaruh Pembelajaran al-Qur�an Hadits terhadap Membaca al-Qur�an
Pendidikan al-Qur�an dan Hadits merupakan bagian yang integral dari Pendidikan Agama, memangk bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran al-Qur�an Hadits yang diberikan di sekolah-sekolah dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam al-Qur�an dan Hadits.
Al-Qur'an kitab suci dan sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw yang terbesar ternyata tidak ada seorangpun yang mampu membuat atau menulis semisal Al-Qur'an. Pada mulanya seluruh manusia ditantang untuk mencoba membuat tandingan yang serupa dengan Al-Qur'an, akan tetapi tak seorangpun yang mampu menandinginya dan melakukannya. Kemudian oleh Al-Qur'an menantang orang musyrik/kafir untuk membuat yang lebih sederhana, yaitu seluruh manusia itu diminta untuk membuat sepuluh surat saja yang serupa dengan Al-Qur'an baik fashohah maupun balaghahnya. Dan ternyata tidak ada manusia yang mampu melakukannya. Maka akhirnya Al-Qur'an meminta kepada seluruh manusia untuk membuat satu surat saja yang seperti Al-Qur'an. Dan ternyata walaupun hanya satu surat tidak ada seorangpun yang mampu membuat tandingannya daripada Al-Qur'an tersebut.
Andaikata diantara mereka ada yang mampu membuatnya, maka sirnalah kemu'jizatan Al-Qur'an itu. Tetapi karena mereka gagal dan tidak mampu, maka akhirnya Al-Qur'an menyatakan kepada seluruh manusia didunia bahkan juga kepada bangsa jin dengan hal sebagai berikut:
@�% �����9 �My�yJtG�_$# ��RM}$# �`�f�9$#ur #?n?t� br& (#q�?�'t?�@�V�J�/ #x?�yd �b#u����)�9$#?w tbq�?�'t?��&�#�W�J�/ �qs9ur ?c%x.�N�k����t/ <���t7�9 #Z?��gs�����
Artinya: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur�an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Isra� : 88)
Belajar Al-Qur�an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, begitu juga mengajarkannya. Belajar Al-Qur�an dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu: belajar membacanya sampai lancar dan baik, menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam qira�at dan tajwid, yang kedua yaitu belajar arti dan maksud yang terkandung di dalamnya dan yang terakhir yaitu belajar menghafal di luar kepala, sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat pada masa Rasulullah, hingga masa sekarang.
Kurikulum sekolah negeri mengakomodasi pendidikan Al-Qur�an melalui mata pelajaran PAI, dan mata pelajaran Al-Qur�an dan Al Hadits di MIN, MTsN, dan MAN. Bahkan di sekolah swasta di bawah naungan ormas Islam pengajaran Al-Qur�an juga diakomodasi dalam pelajaran Al-Qur�an dan Al Hadits.
Pembelajaran Al-Qur�an di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren dan juga oleh lembaga pendidikan informal seperti TPQ yang dikelola oleh masyarakat. Pesantren tentu memegang peranan penting dalam mengembangkan pembelajaran Al-Qur�an, karena melalui pesantren pendidikan Al-Qur�an dapat dilaksanakan dengan intensif. Tetapi apakah pesantren mampu mencukupi kebutuhan umat Islam mayoritas akan pendidikan Al-Qur�an?
Lembaga pendidikan Al-Qur�an yang bersifat informal seperti TPQ mengambil peran untuk mengisi kekosongan pembelajaran Al-Qur�an di luar pesantren. Swadaya masyarakat berperan penting dengan dukungan para kader Al-Qur�an sebagai pengelola. Peran lembaga informal ini mesti tetap dipertahankan dengan menjaga dinamika dan kemajuan pembelajaran TPQ.
Pembelajaran Al-Qur�an di sekolah formal di luar pesantren bisa menjadi rintisan bagi umat Islam. Pendidikan Al-Qur�an diakomodir dalam program sekolah yang terintegrasi dalam kurikulumnya. Sistem yang diterapkan bisa dalam dua bentuk :
1. Pembelajaran Al-Qur�an dilaksanakan di sekolah sepenuhnya. Sekolah formal yang menerapkan sistem ini mayoritas adalah sekolah swasta dengan model fullday school, seperti SD Al Irsyad Al Islamiyah, SD Al Hikmah, dan beberapa SD yang pernah populer dengan trade mark Sekolah Islam Terpadu.
2. Pembelajaran Al-Qur�an dilaksanakan dengan model jaringan. Sekolah formal yang memprogramkan pembelajaran Al-Qur�an dalam kurikulumnya mengembangkan jaringan dengan lembaga pendidikan Al-Qur�an informal swadaya masyarakat. Jaringan seperti ini memungkinkan sekolah mendorong anak didiknya untuk belajar Al-Qur�an tanpa menerapkan sistem fullday school. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh pendidikan Al-Qur�an informal, sedangkan sekolah melakukan penilaian dan evaluasi. Model jaringan seperti ini biasanya dilaksanakan oleh sekolah swasta di bawah naungan ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU. Muhammadiyah dan NU misalnya sangat memungkinkan untuk menerapkan jaringan karena mampu menyelenggarakan pendidikan formal dalam bentuk sekolah sekaligus menyelenggarakan pendidikan informal dalam masjid-masjid binaan.
Pembelajaran Al-Qur�an Hadits yang diajarkan di sekolah-sekolah mulai tingkat dasar sampai tingkat menengah bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur�an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.
Mata pelajaran al-Qur�an Hadits yang diajarkan di sekolah-sekolah berfungsi untuk: (Depag RI , 2004:4).
1. Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis al-Qur�an dan Hadits.
2. Mendorong, membimbing dan membina kemauan dan kegemaran untuk membaca al-Qur�an dan Hadits.
3. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat al-Qur�an dan Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari.
4. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat atau lebih tinggi.
0 Response to "Pengaruh Pembelajaran al-Qur'an Hadits terhadap Membaca al-Qur�an"
Posting Komentar