1. Pengertian Motivasi
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar itu disebut dengan motivasi.
Para ahli psikologi memberikan definisi yang berbeda-beda tentang motivasi. Perbedaan ini disebabkan oleh sudut pandang mereka yang berbeda. Akan tetapi yang diinginkan adalah sama.
Richard C. Anderson dan F. Gerald (1973: 437) mendefinisikan motivasi sebagai :
The invigoration of behavior caused when an organism is the exposed to an arousing stimulus or is deprived of reinforcer.
Jadi Anderson dan Gerald memandang motivasi sebagai penguat tingkah laku yang menyebabkan organisme tergerak dari pembangkitan stimulus atau bahkan menghilangkan penguatan.
Linsley (Lester D. Crow, 1958: 55) mendefinisikan motivasi secara umum sebagai: "The combination of forces which initiate direct and sustainb behavior toward a goal" (gabungan dari kekuatan-kekuatan di mana memprakarsai, menunjukkan dan menyokong tingkah laku ke arah tujuan).
Penekanan motivasi kepada kekuatan inner dikemukakan oleh (Easwood Atwater 1983:23). Beliau berpendapat bahwa motivasi menunjuk pada pernyataan inner (dalam pikiran) yang menyebabkan atau menggerakkan kita untuk bertindak. Motivasi merupakan kondisioner yang memberi kekuatan dan menggerakkan kepada tujuan.
S. W. Utami dan L. Fauzan (1987) mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motivasi mengandung pengertian suatu kondisi psikologis yang mempunyai kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu aktifitas guna mencapai tujuan.
Sesungguhnya motivasi berbeda pengertiannya dengan motive. Sebab motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif. Motif adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Motif merupakan kondisi intern atau disposisi internal.[1]
Crow and Crow (Wayan Ardhana, penterjemah, 1985: 167) berpendapat bahwa satu motif adalah suatu kecenderungan yang meliputi suatu derajad kesadaran terhadap tujuan. Ia dapat dipandang sebagai menandai suatu kondisi-kondisi atau kekuatan-kekuatan internal yang cenderung mendorong individu menuju dicapainya tujuan-tujuan tertentu.
Lain halnya dengan MC. Donald (Sardiman, 1986: 74) yang memandang motovasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya rasa feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Selanjutnya dijelaskan bahwa dari pengertian motivasi yang dikemukakan oleh MC. Donald ini mengandung tiga elemen penting sebagai berikut:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu menusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/�feeling�, afeksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya suatu tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan.
Kebutuhan manusia, pada dasarnya adalah sama. (Morgan Nasution, 1982: 77), memberikan empat dasar kebutuhan manusia, yaitu:
a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu sendiri.
b. Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain.
c. Kebutuhan untuk mencapai hasil.
d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Sarjana lainnya, Cronbach (Singgih Dirgagunarsa, 1978: 96), mengemukakan macam-macam kebutuhan sebagai berikut:
a. Kebutuhan akan afeksi, di mana seseorang ingin memperoleh respon atau perlakuan hangat dari orang lain, misalnya dari guru, orang tua, atasan dan lain-lain.
b. Kebutuhan untuk diterima di lingkungan kawan-kawan yang sebaya, atau dalam kelompoknya sehingga ia tidak merasa disisihkan atau terkucil dari lingkungannya.
c. Kebutuhan untuk diterima oleh tokoh-tokoh otoriter, dalam arti dimengerti pendapat-pendapatnya, kemampuan-kemampuannya, maupun prestasi-prestasinya.
d. Kebutuhan akan rasa bebas dan tidak terkekang dalam tingkah laku, sejauh tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
e. Kebutuhan akan harga diri, yang sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri
Sedangkan hirarki kebutuhan manusia, dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam bukunya Motivation and Personallityditerjemahkan oleh Nurul Imam (1984) sebagai berikut:
a. Phisiological needs (kebutuhan-kebutuhan Psikologis) adalah kebutuhan dasar manusia, yang umumnya digambarkan oleh ahli psikologi sebagai rasa lapar. Bila rasa lapar ini tidak terpenuhi, maka kebutuhan lain mungkin tidak ada sama sekali atau terdesak ke belakang.
b. Safety needs (kebutuhan akan keselamatan). Kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kemantapan, ketergantungan perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, keutuhan akan struktur, keterlibatan, hukum, batas-batas, kekuatan pada diri pelindung dan sebagainya) akan muncul bila kebutuhan biologis relatif terpenuhi.
c. Belongingness needs (kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta). Apabila kebutuhan fisiologis dan keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan akan rasa cinta, rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Kebutuhan ini meliputi kata hubungan yang penuh rasa dengan keluarga, istri, kekasih, anak-anak, kelompok, kawan-kawan dan masyarakat.
d. Esteem needs (kebutuhan harga diri)
Kebutuhan ini diklarifikasikan menjadi dua perangkat, yakni: pertama, keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia dan kemedekaan beserta kebebasan.
e. Self actualisation (kebutuhan akan perwujudan diri)
Inilah kebutuhan tertinggi dari manusia, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada dalam kemampuannya. Bentuk kebutuhan ini berbeda-beda bagi masing-masing individu. Misalnya keinginan menjadi ibu ideal, pelukis, atlit, dan sebagainya.
0 Response to "Pengertian Motivasi"
Posting Komentar