Tujuan Pembinaan Akhlak Remaja
Pembinaan akhlak remaja diselenggarkan dengan tujuan umum yaitu membantu para remaja untu meningakatkan keimanan, pemahaman, dan pengahayatan serta pengalaman tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada allah yang maha esa, berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adapun tujuan pembinaan akhlak remaja secara khusus adalah:
a. Remaja memahami dan menghayati ajaran agama Islam, terutama yang berkaitan dengan fardu ain
b. Remaja mau dan mampu dalam melaksanakan ajaran agama Islam
c. Remaja memiliki kesadaran dan kepekaan sosial dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Manusia dalam hidupnya tidak akan terlepas dari perbuatan-perbuatan sebagai proyeksi dari kemampuanya, serta sebagai eksperimental dari apa yang diinginkanya. Dengan perbuatan itulah akan tercermin sikap dan watak.
Dalam Islam penempatan akhlak merupakan hal yang mutlak dimiliki dan dipunyai oleh setiap orang. Akhlak adalah upaya manusia untuk mempertahankan keluarga dan hidupnya, dan akhlak pulalah yang membedakan manusia dengan binatang. Akhlak yang baik adalah berderma, tidak menyakiti orang lain dan tangguh menghadapi penderitaan serta berbuat kebaikan dan menahan diri diri dari keburukan. Adalagi yang mengatakan, �membuang sifat-sifat yang hina dan menghiasinya dengan sifat-sifat yang mulia�[2].
Bagi remaja ide-ide agama, dasar keyakinan dan pokok ajaran agama pada dasarnya diterima oleh seorang remaja, namun manakala ia mendapat kritikan dan apa yang tumbuh sejak kecilnya, begitu mudah sirna lantarankemampuan menagkap hal-hal yang abstrak masih lemah. Karena itu tidak jarang-jarang ide-ide pokok agama ditolak pula, bahkan kadang-kadang ia merasa bimbang beragama, terutama bagi mereka yang mungkin tidak dapat ditangkap dengan proses berfikir yang matang dan krisis.
Apabila agama telah mencapai sifat-sifat moral pada remaja, maka kebaikan tertinggi adalah perasaan agama disertai oleh pikiran tentang kebaikan yang tertinggi. Pada permulaan, adalah kelezatan, sesudah itu muncul bapak dan tunduk kepadanya dan setelah tumbuh pikiran tentang Allah, maka yang sangat baik adalah mematuhi perintah Allah. Kejahatan yang sangat besar dalam pandangan anak di usia remaja adalah mencela agama. Nilai-nilai agama meningkat bersama-sama nilai-nilai keluarga, atau berati bahwa moral keluarga mengikuti moral agama. Misalnya pada anak umur 10 tahun, si anak patuh kepada bapaknya karena Allah menyuruhnya, sedang pada umur 5 atau 6 tahun dulu, ia patuh kepada Allah karena bapaknya menghendaki demikian. Ini adalah menunjukan kemajuan sosial dan penyesuaian diri terhadap keluarga berganti dengan penyesuaian agama[3].
Allah semakin dekat kepada jiwa si anak, karena si anak makin dekat pula kepada dirinya sendiri, ia mulai mendengar kata hatinya tentang akhlak dan Allah menjadi pantulan dari suara tersebut. Seperti filsafat �kant� menganggap bahwa morallah bukan akal yang merupakan jalan untuk menyampaikan kita kepada Allah, dari penganalisaan tentang arti �wajib� yang membawa dengan sendirinya kepada Allah, sebagai keharusan moral. Demikian pulalah halnya dengan anak-anak yang telah besar dimana kepercayaan tidak didasarkan atas keharusan pikiran, tapi adalah keharusan moral[4].
Dengan dasar itulah, maka bukan hal yang berlebihan jika generasi muda atau tua remaja perlu dibina serta dididik dengan akhlakul karimah, agar remaja memiliki pemahaman dan penjelasan yang memadai dan memuaskan tentang tata norma kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama, berperangai yang baik serta berbudi pekerti yang luhur
0 Response to "Tujuan Pembinaan Akhlak Remaja"
Posting Komentar